Mimpi itu ternyata tidak selamanya indah, hidup dalam mimpi dan anggan-anggan dapat membuat seseorang kehilangan akal. Mimpi itu tinggi, banyak yang mengatakan "Bermimpilah selagi mimpi itu gratis". Yeah, saya pun begitu tapi beban itu terasa semakin berat ketika keinginan untuk mewujudkannya menjadi kenyataan ternyata lebih besar dari pada hanya terus bermimpi.
Ketika anda bermimpi mempunyai kekasih tapi ternyata anda tampak tidak menarik bagi lawan jenis. Saat menjadi sang juara adalah angan terbesar tapi kekalahan itu begitu dekat. Demikian pula tiba saatnya, ketika anda bangkit dan berdiri dengan 2 ton besi dipundak anda yang tak pernah terlepas, dan lalu anda kembali jatuh bahkan terbaring lemah. Menyerah sepertinya adalah jalan terbaik.
Itu lah mimpi, terbuai saat anda lelap dan tersentak ketika terbangun. Menjadi bagian dari mimpi yang nyata benar-benar sulit. Pernahkah anda berfikir "Dia lebih lemah dari saya, tapi kenapa dia bisa saya tidak?". Anda tidak harus berhenti bermimpi tapi cukup menjadikan mimpi itu perkiraan masa depan, dan anda tidak hanya akan hidup dalam fantasi tapi juga membuat fantasi itu dapat dirasakan dan menjadi bagian kebahagian orang lain.
Mimpi itu tergantung apa yang terbenak dalam alam bawah sadar. Dimana terkadang alam kita sendiri tidak menyadarinya, dan baru disadari ketika anda masuk ke dalam mimpi itu sendiri. Terkadang bagaimana cerita awal dan pertengahannya tak kita ingat lagi. Itu lah bagian dari fantasinya, anda tidak perlu memikirkan bagaimana awalnya atau apapun yang akan terjadi setelahnya, tapi pikirkan lah bagaimana anda mengakhirinya dengan indah.
Regards,
Edith Khairani C
Talk less do more
ReplyDelete